Sabtu, 24 Januari 2009

Masa lalu

Adakah yang mau saya ubah dari masa lalu apabila ada kesempatan untuk mengubahnya? Tidak. Sungguh, detik ini saya dapat berkata tidak. Mengapa? Karena saya tahu bahwa saya tidak dapat memutar waktu ke belakang, dan tidak ada 'seandainya' dalam hal ini. Maka saya memutuskan untuk melangkah maju, membentuk masa depan, bukan mengubah masa lalu. Lagipula, segala sesuatu yang terjadi di masa lalu tidak seharusnya menjadi penghalang untuk melangkah ke masa depan, semuanya justru menjadi batu loncatan untuk meraih masa depan. Saya belajar dari masa lalu. Dan melalui pelajaran-pelajarn itu saya tahu banyak hal yang mungkin tidak akan pernah saya ketahui apabila tidak saya alami sendiri. Saya merasa bahwa masa lalu memperkaya kehidupan saya pada saat ini, dan saat ini adalah salah satu kekayaan untuk masa yang akan datang. Dan saya menyukai saat ini.

Ya, saya sangat menyukai hidup saya! Thank You God.

Selasa, 13 Januari 2009

JIKA

jika rakyat pergi
ketika penguasa pidato
kita harus hati-hati
barangkali mereka putus asa

kalau rakyat berbisik-bisik
ketika berbicara
penguasa harus waspada
dan belajar mendengar

dan bila rakyat tidak berani mengeluh
itu artinya sudah gawat
bila rakyat patuh-patuh
penguasa harus mencari sebabnya
bila omongan penguasa tak ada yang membantah
kebenaran pasti terancam

bila usul ditolak
kritik dilarang
dengan dalih mengganggu keamanan
berarti penguasa sedang ketakutan
kekerasan pasti digunakan
maka berhati-hatilah

Rabu, 07 Januari 2009

Ulang Tahunku....


Akhir ini aku sering melamun dan diam...Rhie sendiri merasakan itu...
Ini adalah masalah ulang tahunku....kembali mengurut kisah kebelakang lagi...
Dulu........
bisa jadi saya anak yang paling malang ( menurut pemikiran saya waktu itu ) di antara anak-anak lain di kampung. Bukan hanya karena ibu jarang memberi uang untuk jajan di sekolah, sehingga saya sering menghabiskan waktu istirahat sekolah untuk mereka-reka berapa uang jajan si Adi, apa yang selalu dibeli Rena, atau memperhatikan nikmatnya es lilin di tangan Sukma. Bahkan untuk merayakan hari ulang tahunku yang setahun sekali pun ibu tak melakukannya.

Tidak ada tepuk meriah teman-teman, tidak juga tiupan lilin di atas kue tart yang selalu saya saksikan di setiap perayaan ulang tahun Rommy, Hilda, juga Siska. Tidak ada balon, hiasan khas ulang tahun, dan yang pasti, tidak mungkin saya berharap ada kado ulang tahun. Siapa yang mau ngasih? Tak ada pesta, ya tak ada kado.

"Ibu yang akan kasih kamu kado..." sapa ibu mengagetkan lamunanku. Sejenak kemudian saya masih terdiam membayangkan gerangan kado apa yang akan diberikan ibu. Sampai akhirnya, sebuah doa terajut dari mulutnya disertai kecupan hangat di kening dan pipiku.

Seketika, sebalut kehangatan terasa menelusup ke setiap aliran darahku. Doa ibu, jauh lebih indah dari hiruk pikuk tepuk tangan, tak bisa dibandingkan dengan kue tart termahal sekalipun. Lilin merah dengan api menyala, balon dan hiasan ulang tahun jelas tak seindah doa
ibu. Untaian kalimat pinta yang dirajut ibu, bahkan lebih sempurna dari gaun ulang tahun milik siapapun.

Kehangatan kecupan ibu jelas lebih sejuk dari jutaan ucapan selamat dari siapapun. Tak ada satupun bingkisan ulang tahun yang mampu menandinginya, kecupan ibu adalah kado termahal yang pernah kuterima.

Kemarin, saya terjatuh saat pertama kali belajar naik sepeda. Saya menangis karena dua sebab, kaki saya memar dan sedikit berdarah tepat di lutut kanan, dan kemudi sepeda saya bengkok. Bapak segera mengangkat sepeda sementara ibu langsung mendekapku. Tak ragu, ibu
mengusap air mataku dan memberikan satu kecupan pada luka di kakiku.

Kecupan ibu juga yang mengantarku masuk ke ruang kelas saat hari pertama sekolah. Mulanya saya takut, mungkin ini juga yang dirasakan setiap anak yang baru pertama kali masuk sekolah. Dalam pandanganku, bangku-bangku sekolah dasar, papan tulis, juga meja belajar itu lebih
mirip makhluk aneh yang siap menerkamku. Guru dan teman-teman baru itu, lebih terlihat seperti monster menyeramkan bagiku. Tapi, dengan sekali kecupan di ubun-ubunku, ibu berkata, "Masuklah, anak ibu kan jagoan..."

Selang sepekan hari sekolah, tepat di pekan kedua, seharusnya saya kembali masuk sekolah. Tapi demam yang menyerangku sejak malam tak kunjung reda di pagi harinya. Saya sedih tidak bisa sekolah hari itu, sedih juga karena tak bertemu teman-teman baik di kelas, dan yang
paling menyedihkan tentu saja saya harus tertinggal pelajaran di kelas. Namun ternyata bukan hanya saya yang sedih saat itu, tepat di pinggir tempat tidurku sesosok anggun terlelap lelah setelah semalaman terjaga menungguku, memberiku obat, mendengarkan setiap keluhanku,
membetulkan selimutku dan mendekapku erat saat tubuh ini menggigil kedinginan. Di sudut matanya, masih tersisa bekas air mata semalam.

Kini, saya sadari, doa dan kecupan ibu lah kado yang paling kuharapkan di setiap hari ulang tahunku. Dan tentu saja, kehadiran ibu senantiasa lebih kuinginkan dari sekadar ratusan undangan lengkap dengan ratusan kadonya.

Bagi saya, ibu adalah kado terindah di setiap ulang tahun saya. Tapi tahun ini masiy sama seperti tahun sebelumnya..keinginan untuk bersama ibu di hari terindah ini tak tercapai.

Terimakasih buat rhie yang selalu mengerti alunan gelombang sikap ku yang terkadang sulit di mengerti...ab sayang kamu rhie...

Buat Ibu, Semakin bertambah usiaku semakin kumengerti arti hadirmu....( I miss u mom )

Jumat, 02 Januari 2009

aku berhenti merokok....


Terhitung sejak 01 January 2009 aku berhenti merokok, yup benar i quit smoking. Alasannya sih gampang, aku ga mau lagi diperbudak ama rokok hehheheh. Kenapa diperbudak??? ya gitu dehh, aku harus ke warung buat beli, pake uangku, trus ngrokok yang enak ga boleh disambi macem2, jadi aku harus nyediain waktu khusus, harus nyediain asbak biar ga berhamburan abu-nya, asapnya ga boleh disemburin sembarangan, kasian orang yang jadi perokok pasif, belum kalo kena baju jadi bau rokok, belum kalo abunya berantakan, atau ada bara yang mampir ke baju atau celana, entah sudah berapa baju atau celanaku yang bolong. Dulu aku pernah berhenti merokok tapi cuman bertahan 3 bulan dengan alasan kalo bisa ngrokok kenapa berhenti merokok ??? maklum waktu itu masih pengangguran, jadi bengong adalah hal yang sangat menyiksa. Sekarang kondisi berubah, waktu kosong udah jarang, kalaupun ada sekarang udah mampu mengisi waktu kosong itu dengan kencan ( dengan Rhie )nonton, baca buku, baca koran, dengerin musik sambil tiduran, dll. Semoga bisa bertahan selamanya, dan bisa jadi contoh buat anak2ku kelak, Amin.